BanyuSeger

Wayang bukan sekadar warisan budaya, tapi cermin zaman yang sarat sindiran. Lewat tokoh-tokohnya, kita bisa membaca ulang persoalan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lingkungan Indonesia hari ini. Rangkaian dongeng ini menghidupkan kembali lakon-lakon klasik sebagai kritik atas realitas masa kini, dengan kisah yang lama, untuk cerita yang tak pernah utuh. Banyumilih mencoba mengkisahkan kembali melalui BanyuSeger.  Cerita ini akan terdiri dari sekian babak

Babak 1. Masa kelahiran dan menuntut ilmu
Babak 2. Masa bersiap, tragedi dan pengembaraan
  1. Wanamarta, Alegori Peradaban Pertanian +62
  2. Gatotkaca, dari Kawah Candradimuka ke Kampus Berdampak
  3. Antareja Gugur, Ketika Surga Beraroma Nikel
  4. Nakula dan Sadewa, Magang di Proyek Narasi
  5. Abimanyu Bukan Pemimpin Muda +62
  6. Cinta Terlarang Arjuna & Banowati, Skandal di Mega Food Estate
  7. Karna, Dendam yang Dipupuk di Ladang Ibu
  8. Sembodro, Kesetiaan pada Ladang Tebu dan Arjuna
  9. Antasena Berseru, Laut Tidak Butuh Pagar
  10. Wisanggeni Gugat, Pandawa Kecanduan Judol
  11. Pandawa Dadu, Panggung Negeri +62
  12. Memoar Penyesalan Puntodewo, Jalan Tol Menuju Karma
  13. Dadu Pangan, Werkudoro Muntab dan Petani Ter'Nerf'
  14. Food Estate Hastina Menolak Kresna dan Rakyat
  15. Bambang Irawan, Footnote Jurnal Scopus Prof. Arjuna
  16. Pandawa Tepa Kutha: Pupuk Palsu dan Panen Pupus di Negeri Wiratha
  17. Srikandi Mbarang Jantur: Antara Cinta dan Asuransi Iklim Tani
  18. Lelagon Sesaji Rajasuya: Jebakan Pajak Rakyat
  19. Sabha Agung Jana Nagari
  20. Udyoga Parwa: Tanah untuk Siapa ?
Babak 3. Masa revolusi
Babak 4. Masa konsolidasi dan pembangunan

baca selengkapnya di: http://banyuseger.blogspot.com/