Rabu, 01 Desember 2010

Update Data Iklim (Indonesia Timur)

Setelah sekian lama tidak update blog, kini banyumilih telah mengupdate data-data iklim terutama untuk Indonesia bagian Timur.  Sebagai catatan, data-data tersebut juga dilengkapi dengan keterangan data yang juga bisa di download, hal ini penting karena sering sekali saya ditanya tentang data tersebut (misalnya, mengapa data hujan dan suhu nilai 9999.99, angka tersebut menunjukkan data kosong, bisa karena tidak tercatat, tidak dilaporkan atau data kosong). Silakan menggunakannya dan mengunduh di link berikut ini http://banyudata.blogspot.com/2010/02/data-iklim-indonesia.html

Rabu, 17 Maret 2010

Peta Geologi Indonesia (Update : Pulau Jawa dan Sumatera)

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala yang menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.  Penyajian peta geologi berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.

Banyumilih telah merencanakan untuk mengupload peta geologi yang ada di dalam database banyumilih, dan saat ini baru peta Geologi untuk Pulau Jawa dan Sumatera.  Format file peta adalah ESRI shapefile (*.shp) yang telah dikompres dalam zip file.  Skala peta adalah 1:250000.  Atribut peta terdiri dari simbol geologi, umur, formasi, pembawa, mineral dan keterangan.  Tidak semua atribut tersebut lengkap dalam file dbf-nya.  Namun demikian, teman-teman yang download peta geologi ini jangan kuatir, karena untuk atribut lain dapat diisi sendiri dengan melihat dokumen SNI 13-4691-1998 tentang Penyusunan Peta Geologi.  Untuk mendownload data ini silakan masuk ke dalam http://banyudata.blogspot.com.  Salam.....

Rabu, 03 Maret 2010

Spektral gelombang elektromagnetik

Oleh :  Idung Risdiyanto

Komponen atau prasyarat utama dalam penginderaan jauh adalah tersedianya energi iluminasi suatu obyek yang menjadi target. Energi ini merupakan radiasi yang dapat berasal dari obyek itu sendiri ataupun berasal dari sumber energi lain yang dipantulkannya.  Sesuai dengan hukum-hukum fisika tentang radiasi, maka energi tersebut dapat dinyatakan sebagai  radiasi elektromagnetik.
Pemahaman terhadap radiasi elektromagenetik merupakan langkah dasar yang harus diketahui dalam penginderaan jauh terutama terkait dengan sifat/karakteristiknya.  Terdapat dua karakteristik dari radiasi elektromagnetik yang harus diketahui yaitu panjang gelomabang dan frekuensi.  Sesuai dengan penjelasan pada bagian sebelumnya, hubungan antara panjang gelombang dan frekuesi terkait dengan besaran atau keadaan energi pada suatu obyek dalam penginderaan jauh. (Lebih lengkap dapat diunduh disini atau langsung baca disini)

Energi Penginderaan Jauh (bagian 3 : Hukum-hukum tentang Radiasi)

Oleh :  Idung Risdiyanto

Hukum Plank telah memberikan dasar pemahaman terhadap dualisme energi radiasi sebagai kuanta dan gelombang EM.  Terkait dengan hukum ini, maka pembahasan tentang energi penginderaan jauh juga akan membahas persamaan dan hukum-hukum fisika yang terkait dengan radiasi sebagai gelombang ataupun radiasi sebagai kuanta energi.(Lebih lengkap dapat diunduh disini atau langsung baca disini)

Energi Penginderaan Jauh (bagian 2 : Penulusuran Hukum Radiasi Plank)

Oleh :  Idung Risdiyanto

Penurunan hukum radiasi Plank dapat ditelusuri dari sifat benda di alam, sebagai benda yang memancarkan energi.  Semua benda yang di alam yang mempunyai suhu mutlak diatas 0° K atau setara dengan –273°C akan mempunyai radiasi termal.  Sebagai dasar dari pernyataan tersebut adalah hipotesis tentang benda hitam sempurna, yang dicirikan oleh : (i) Suatu benda yang akan mengabsorbsi seluruh energi yang diterima dari segala sudut penerimaan dan (ii) Suatu benda yang akan mengemisikan semua energinya ke segala arah dengan seluruh kisaran panjang gelombang yang ada/tak terbatas.
Fakta di alam, hampir semua benda tidak mempunyai kesempurnaan sifat seperti yang digambarkan oleh benda hitam sempurna tersebut.  Oleh karena itu pada tahun 1879, berdasarkan suatu pendekatan empiris, Stefan Boltsman memberikan suatu persamaan yang dapat menjelaskan hubungan antara energi dengan suhu benda.  (Lebih lengkap dapat diunduh disini atau dibaca disini)

Energi Penginderaan Jauh (bagian 1 : Unit dan Pendifinisian Radiasi Elektromagnetik)

oleh : Idung Risdiyanto
Perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain ataupun dari media yang berbeda dapat digolongkan menjadi tiga proses, yaitu : konduksi yang merupakan perpindahan energi kinetik atom atau molekul (heat) melalui kontak antar molekul dengan kecepatan pindah panasnya ditentukan oleh sifat dari molekul. Perpindahan panas ini tidak menyebabkan perpindahan molekul; konveksi adalah  perpindahan panas melalui perpindahan fisik molekul gas dan liquid (cair) dan radiasi adalah perpindahan panas melalui jarak tertentu tanpa media penghantar.
Energi penginderaan jauh menggunakan proses radiasi dalam perpindahan energi dari obyek yang diamati dengan sensor satelit.  Berdasarkan sumber energinya, penginderaan jauh membedakan satelit menjadi satelit pasif dan aktif.  Sebagian besar dari satelit yang digunakan untuk pengamatan cuaca adalah satelit pasif yang menggunakan sumber energi radiasi surya sebagai satu-satunya energi perekaman.  Guna memberikan pemahaman terhadap teknik perekaman energi oleh satelit maka digunakan pendekatan energi sebagai gelombang electromagnetik.  Selengkapnya baca disini atau langsung mengunduh disini.

Minggu, 21 Februari 2010

Update : Data Iklim Indonesia 1949-2009 dan Peta Hujan Wilayah

Berikut ini disampaikan data iklim Indonesia yang dapat diunduh di  http://banyudata.blogspot.com.  Guna mempermudah pencarian, maka untuk tiap stasiun pengamatan dikelompokkan dalam grid lokasi (5 deg) berdasarkan peta Indonesia.  Data bersumber dari BMKG yang dipublikasikan oleh NCDC-NOAA-USA menurut resolusi WMO 40 (Cg-XII)  tentang  World Weather Watch Program.  Sampai dengan saat ini masih belum semuanya bisa diupload, masih 14 grid lokasi dari 27 grid.  Dari 14 grid tersebut terdiri dari data iklim untuk pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian besar Sulawesi. Mudah-mudahan dalam minggu ini dapat diupload untuk semua grid lokasi Indonesia.

Selain data iklim seperti penjelasan tersebut diatas, banyumilih juga telah berinisiatif untuk menyusun peta hujan tahunan untuk beberapa wilayah di Indonesia seperti pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, sebagian Maluku dan sebagian Bali dan Nusa Tenggara.  Sedangkan untuk Papua masih dalam proses penyusunan.  Setelah pemetaan hujan wilayah tahunan, direncanakan akan dipetakan hujan wilayah bulanan.  Peta hujan wilayah dapat dilihat di http://banyudata.blogspot.com/2010/03/peta-hujan-wilayah-indonesia.html

Sabtu, 06 Februari 2010

Banyudata (http://banyudata.blogspot.com)

Untuk teman-teman, peneliti dan peminat kajian pengelolaan sumberdaya alam, banyumilih akan berbagi data yang selama ini dikumpulkan dari berbagai sumber dan telah digunakan oleh banyumilih.  Data tersebut terdiri dari data spasial (GIS) seperti data DEM, Sistem Lahan (Landsystem), Tanah, Geologi, Rupa Bumi Indonesia, kesesuaian lahan, iklim wilayah dan lainnya.  Format data spasial tersedia dalam berbagai format seperti mapinfo, shapefile (ArcView) dan lainnya.  Selain data spasial juga data numerik lainnya seperti data iklim, hidrologi, pertanian dan lainnya. Karena keterbatasan masalah legalitas terhadap data, maka data-data tersebut "mungkin" tidak diberikan sebagai raw material seperti data yang dihasil oleh penyedia data (Bakosurtanal, BMG dan instansi lainnya), melainkan yang telah diproses oleh banyumilih tanpa mengurangi kebenaran data tersebut.  (Catatan : banyumilih mendorong teman-teman untuk juga mengkampanyekan kebebasan mengakses dan mendapatkan data dengan gratis terutama dari data provider yang dibiayai dengan uang rakyat)
Untuk saat ini yang pertama akan dishare adalah data DEM SRTM 90m untuk seluruh Indonesia, mulai dari pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.  Setelah semua data SRTM90m seluruh Indonesia yang dimiliki banyumilih dishare, maka akan dilanjutan dengan data-data lainnya.  Data ini dapat didownload di http://banyudata.blogspot.com.
Bagi teman-teman yang mendesak kebutuhan datanya, dapat meng-emailkan kebutuhan datanya ke idungris@gmail dan sesegera mungkin akan direspon dan diberikan link downloadnya atau dikirim sesuai dengan media yang diinginkan oleh teman-teman.  Dengan mendownload data-data ini, maka teman-teman telah membantu banyumilih untuk terus memberikan layanan data gratis. Terima kasih.

Senin, 01 Februari 2010

GFM315 - Meteorologi Satelit

Disiap oleh :  Idung Risdiyanto
Departemen Geofisika dan Meteorologi
FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2009/2010

Diskripsi singkat : Membahas mengenai penggunaan teknologi satelit untuk memahami, memantau dan memprediksi kejadian dan proses-proses cuaca. Pembahasan tersebut meliputi evolusi satelit cuaca, proses penangkapan data, sumber energi dan radiasi, absorsi, emisi, refleksi dan hamburan,  Energy Budget dan RTE (Radiative Transfer Equation), orbit satelit, faktor radiometric dan geometric, suhu permukaan, teknik-teknik penentuan parameter atmosfer, teknik-teknik penentuan gerakan atmosfer,  aplikasi satelit cuaca dan pemantau lingkungan 
Tujuan Instruksional Umum : Setelah menyelesaikan matakuliah ini dalam satu semester, mahasiswa akan mampu memanfaatkan teknologi dan data satelit untuk memantau dan memprediksi kejadian dan proses-proses cuaca dan lingkungan.

Berikut ini adalah beberapa bahan presentasi yang digunakan sebagai "alat bantu untuk memandu" proses pengajaran di dalam kelas :
Minggu 1 :  Penduluhuan
Minggu 2 :  Evolusi Satelit Penginderaan Jauh
Minggu 3 :  Sumber Energi dan Radiasi dalam Penginderaan Jauh
Minggu 4 :  Karakteristik Data Satelit Penginderaan Jauh
Minggu 5 :  Absorbsi, Emisi, Refleksi dan Hamburan
Minggu 6 :  Energy Budget dan Radiative Transfer Equation (RTE) - 1
Minggu 7 :  Energy Budget dan Radiative Transfer Equation (RTE) - 2
Minggu 8 :  Suhu Permukaan
Minggu 9 :  Pendugaan Unsur-unsur Cuaca dengan Data Satelit - 1
Minggu 10 :  Pendugaan Unsur-unsur Cuaca dengan Data Satelit - 2
Minggu 11 :  Identifikasi Gerakan Atmosfer dengan Data Satelit
Minggu 12 :  Aplikasi Penginderaan Jauh - 1
Minggu 13 :  Aplikasi Penginderaan Jauh - 2
Minggu 14 :  Aplikasi Penginderaan Jauh - 3

Bahan-bahan lain seperti data dan bahan bacaan akan diberitahukan di dalam kelas dan juga akan disajikan secara online di blog ini. Untuk saat ini beberapa bahan telah ada dalam blog ini, seperti yang tersaji dalam seri remote sensing dan neraca energi dan buku bacaan.

Minggu, 10 Januari 2010

Apa itu sungai ???? apa hubungannya dengan perkebunan sawit????

Oleh :  Idung Risdiyanto

Tulisan ini dibuat untuk memberikan sedikit sumbangan informasi dan pemikiran pada saat kita menilai sungai di dalam perkebunan sawit.  Tulisan ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu tentang pengertian sungai  dan hubungannya dengan perkebunan sawit. (download selengkapnya)

Minggu, 03 Januari 2010

Application and Modelling of Weather Monitoring based on Satellite Data (Draft)

by Idung Risdiyanto

Chapter 1 : Introduction
Chapter 2 : Review of Atmosphere Dynamic and Thermodynamic
Chapter 3 : Review of Geographic Information System and Remote Sensing
Chapter 4 : Model Design of Weather Monitoring Model
Chapter 5 : Model Output of Weather Monitoring Model
Chapter 6 : Graphical User Interface of Model

Chapter 6 : Graphical User Interface of Model (Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risdiyanto

The graphical user interface (GUI) was build as a packet software application.  It was written in Visual Basic 6.0 and was supporting some library file and activeX from other software. In this GUI, there are four major tasks that have to be handled. The first task is file management, second task is global data presenting, third task is Indonesia data presenting and the last one is description about this software and model.  Each of tasks was presenting as menu of the application software and has the some sub-menu.

Chapter 5: Model Output (Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risdiyanto

Output of model could be divided based on module which was created in model design.  Each of weather element data would be layout as map, graph and table.  The map represent for all area, whereas, graph and table represent separate of all data appropriate with selecting area.  Based on all output format data, could be describing the weather conditions. 
Actually, the model was design to run real time.  But, for this research has the limitation of data source for inputting model, so, to analysis of the result model would be used available data which was provided by internet.  To make easier for analysis, would used two dataset source as input, then both are data would be comprised. The dates of both data are December-02-2000 and June-02-2001.

5.1.    Air surface Temperature
This module will produced two surface temperature data for each day.  They are global and regional air surface temperature.  The global surface temperature data has 50 x 50 kilometers square resolution and regional surface temperature has 8 x 8 kilometers square resolutions

Chapter 4: Model Design of Weather Monitoring Model (Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risdiyanto

To generate the model we need derived data from NOAA and GMS satellite such as temperature and cloud covering.  Then, by using the equations base on meteorology process to derive other meteorology elements or variable such as water vapor, air pressure, humidity and condensations level. Before implemented the model, they need to validate.  Therefore, it needs the actual and supporting data such as vector map and digital elevation model (DEM).  So, the data will be used to build this system are:
•    NOAA satellite raw data ( Local Area Coverage -LAC)
•    Digital elevation model (DEM) data (scale: 1:1000000)
•    Vector map of global and regional area
All of the data on above will be used in the procedures that simplify such as:
•    Build the mechanistic model
•    Derive the variable and parameter which possible
•    Data inventory
•    Data analysis
•    Build information system

Chapter 3: Review of GIS and RS(Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risdiyanto


The formulations and methods of weather model problem will be continually improved by the accumulations of new information and technology about mechanism underlying atmospheric processes and computer sciences.  The improving technologies that can be used as tools for weather model problem are geographic information system (GIS), remote sensing (RS), numerical techniques and information technology (IT).  (full paper download)

Chapter 2 : Review of Atmosphere Dynamic and Thermodynamic (Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risdiyanto


Many formulations of the problems related to weather predictions have been studied heretofore in dynamic meteorology.  Efforts in the hydrodynamic theory of weather prediction have resulted the series of quite complete and physically meaningful formulations of these problems, and at the present accept as the basis for the development of numerical methods.  The formulations and methods of weather model problem will be continually improved by the accumulations of new information and technology about mechanism underlying atmospheric processes and computer sciences. 

Chapter 1 : Introduction (Application Design Weather Monitoring Model base on Satellite Data (Draft))

by Idung Risidyanto

Weather is temporal state of surface atmosphere and it is one of natural phenomena that influences human activity and environment conditions.  Therefore, we could consider about weather as a natural system with the elements or factor that represent weather conditions.  If we called weather as system, we could build a model as simplification of the weather system.  A model of weather system would be used for understanding of weather phenomena, monitoring and predict the weather condition.
Increasing computer technology and geographical information technology support to build a model for weather prediction.  If we discuss about weather conditions, we should consider about temporal and spatial dimensions.  Therefore, a model of weather system will be done in the four dimensions.  They are three spatial dimensions and one temporal dimension.  So, we can build a weather system model by integration numerical modeling and geographic information system that can be used for weather monitoring or prediction and the other hand, the model will be build is simulation model that able for learning or understanding of weather phenomena also predict their conditions in future.
Weather system is closely related to the problem of objective analysis of the fields of meteorology variables, and since the current amount of meteorological data is quite substantial, the processing of these data has proved to be one of primary problems of dynamic meteorology.  Therefore, a weather system model must be considered about atmospheric process, it can be build by mechanistic model and not in statistical model.

Energi Penginderaan Jauh / Sifat Dasar Radiasi

oleh : Idung Risdiyanto

Perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain ataupun dari media yang berbeda dapat digolongkan menjadi tiga proses, yaitu : konduksi yang merupakan perpindahan energi kinetik atom atau molekul (heat) melalui kontak antar molekul dengan kecepatan pindah panasnya ditentukan oleh sifat dari molekul. Perpindahan panas ini tidak menyebabkan perpindahan molekul; konveksi adalah  perpindahan panas melalui perpindahan fisik molekul gas dan liquid (cair) dan radiasi adalah perpindahan panas melalui jarak tertentu tanpa media penghantar. 

Energi penginderaan jauh menggunakan proses radiasi dalam perpindahan energi dari obyek yang diamati dengan sensor satelit.  Berdasarkan sumber energinya, penginderaan jauh membedakan satelit menjadi satelit pasif dan aktif.