Rabu, 20 Mei 2009

PENYUSUNAN SOFWARE APLIKASI SPASIAL UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEKERINGAN METEOROLOGI DI INDONESIA

Adi Witono, Lely Q.A, Hendra Sumpena* Idung Risdiyanto**
witonoadi@yahoo.com, witono@bdg.lapan.go.id


Telah dilakukan penyusunan system aplikasi spasial kekeringan meteorologi di Indonesia dengan menggunakan metode skoring yang dikembangkan Bert H. Borger tahun 2001. Software aplikasi yang berhasil disusun dengan bahasa pemrograman Visual Basic yang dilengkapi ekstension Map Object dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisa dan sekaligus memetakannya. Diperoleh peta kekeringan meteorologi di Indonesia yang menggambarkan sebaran dan tingkat kekeringan, mulai dari tingkat aman sampai rawan kering. Potensi daerah rawan kekeringan meteorologi umumnya terjadi di lintang selatan antara 6-12o dengan distribusi mulai dari propinsi Jawa Barat sampai Nusa Tenggara Timur. Bulan kering dengan nilai curah hujan dibawah 100 mm per bulan dapat terjadi antara bulan April-Oktober. Tingkat kekeringan meteorologi di lintang selatan yang dominan berdasarkan metode Bert H. Borger menunjukkan tingkat 5-6 pada interval 0-10 dan digolongkan kering. Luas daerah ini sekitar 11.297.174 Ha atau 6,01 % dari luas wilayah Indonesia. Kejadian bulan kering pada umumnya berlangsung selama 5 bulan atau lebih secara berturut-turut, berlangsung mulai bulan Mei atau Juni dan berakhir sampai bulan Oktober.

Kata kunci: kekeringan, meteorologi, software aplikasi (baca selengkapnya)