Kamis, 24 Maret 2011

Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Dalam Menyediakan Jasa-jasa Alam dan Lingkungan (bag. 4)

2. Kawasan yang  penting untuk pengendalian limpasan air permukaan yang menyebabkan banjir,  pengendalian erosi, longsor dan sedimentasi
Esensi kawasan ini adalah berkurang resiko banjir, erosi, longsor dan sedimentasi serta terpeliharanya produkvitas tanah.  Pembahasan mengenai kawasan yang mempunyai fungsi sebagai daerah tangkapan air, pengendalian banjir, erosi, longsor dan sedimentasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh karena dalam prosesnya saling terkait dan mempengaruhi.  Upaya-upaya konservasi terhadap kawasan tangkapan air juga merupakan upaya yang memberikan manfaat bagi pengendalian limpasan permukaan atau banjir sekaligus juga dapat mengendalikan erosi longsor dan sedimentasi.  Upaya-upaya konservasi tersebut dapat memberikan hasil yang efektif jika dimulai dari pemahaman yang utuh terhadap konsep pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).
Pengelolaan DAS dimaksudkan guna meningkatkan fungsi dan menciptakan suatu harmoni yang seimbang antara daya dukung lingkungan dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya.  Sehingga suatu pengelolaan DAS yang baik akan mampu mengurangi atau menghilangkan dampak-dampak negatif bagi lingkungan maupun bagi aktivitas yang terjadi didalamnya, serta dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat yang berada di wilayah tersebut. 
Dengan penjelasan tersebut diatas maka areal dalam kategori ini dinilai berdasarkan kondisi fisiografi dan topografi kawasan, posisi geografis dalam DAS, iklim, geomorfologi, jenis tanah, kelompok hidrologi tanah, geohidrologi, morfometri jejarin aliran dan sifat hidrologi permukaan sehingga dapat ditentukan apakah kawasan tersebut mempunyai fungsi sebagai kawasan tangkapan air, pengendali banjir, pengendali erosi, longsor dan sedimentasi.  Selanjutnya, setelah dapat ditetapkan fungsinya maka harus dinilai kemampuannya berdasarkan pada penutupan lahan diatasnya dan pola pemanfaatannya.  Sehingga dalam konteks ini, maka areal dalam kaegori ini tidak harus selalu kawasan yang berhutan atau vegetasi lainnya, melainkan apakah kawasan tersebut mempunyai fungsi yang dimaksudkan tersebut diatas. 
Namun demikian, jika kemudian terdapat kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi tersebut diatas adalah areal yang berhutan atau vegetasi lainya, maka kawasan tersebut akan mendapatkan prioritas utama dalam penetapannya setelah dikaji efektifitas dari jenis tutupan tersebut dalam menjaga fungsi-fungsi yang dimaksud.  Selain itu,faktor  jenis tutupan lahan merupakan salah satu instrumen pengelolaan kawasan dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut diatas.
Contoh-contoh kawasan yang dapat dinilai sebagai kawasan penting untuk pengendalian limpasan air permukaan yang menyebabkan banjir,  pengendalian erosi, longsor dan sedimentasi adalah  sempadan badan air, kawasan resapan air, wilayah-wilayah dengan TBE tinggi (curah hujan, jenis tanah, lereng dan panjang lereng),  wilayah kerentanan longsor tinggi (jenis batuan induk, topografi, curah hujan, tutupan lahan), parkir air sementara (water retention, wilayah dengan TWI rendah), wilayah-wilayah yang dapat meningkatkan waktu konsentrasi aliran, tetapi secara lokal tidak menimbulkan banjir)