Catatan Kampus Cikabayan
Kakinya banyak dan gerakannya lambat; jika terganggu, tubuhnya akan menggulung seperti spiral. Di kampung asal penulis, hewan ini dikenal dengan sebutan ulu-ulu atau uler ambegan. Saudara penulis yang orang Madura menyebutnya ulet sèbbu; sementara saudara dari Sunda menyebutnya ulat reumbay atau ulut réwu. Di daerah Bugis dikenal sebagai Kambe-kambe, dan di Bali disebut lelabang alas. Namun, seiring waktu, sebutan-sebutan lokal ini mulai jarang terdengar. Kini, ia lebih sering disebut dengan satu nama: kaki seribu. Di balik namanya yang beragam, hewan ini ternyata menyimpan perilaku unik yang berkaitan erat dengan perubahan musim, terutama datangnya musim kemarau.